BlogBugar, Kebugaran fisik dan tak kelebihan berat badan dapat mengurangi risiko kematian, ungkap sebuah penelitian. Dalam sebuah penelitian terhadap 14.345 pria dewasa yang kebanyakan kulit putih dan berasal dari kelas menengah ke atas, para peneliti menemukan bahwa memelihara atau memperbaiki kebugaran ternyata punya kaitan dengan turunnya risiko kematian.
Setiap unit dari peningkatan kebugaran (yang diukur dengan MET/Metabolic equivalent of task) selama enam tahun ternyata memiliki kaitan dengan berkurangnya risiko kematian sebesar 19 persen dari penyakit jantung dan stroke yang terkait dengan kematian dan sebesar 15 persen menurunkan risiko dari kematian dengan penyebab lain.
Menjadi kurang bugar terkait dengan resiko kematian yang tinggi, apapun kondisi BMI-nya.
“Ini adalah kabar baik untuk orang yang secara fisik aktif tetapi tampaknya tak dapat menurunkan berat badan,” Kata Duck-Chul Lee, pimpinan penelitian itu seperti dikutip dari Medindia.
“Anda tak perlu khawatir dengan berat badan anda selama anda melanjutkan untuk merawat atau meningkatkan tingkat kebugaran tubuh anda.”
Menurut para peneliti, hasil penelitian itu menyoroti bahwa ketidakaktifan fisik adalah faktor risiko kematian mulai dari penyakit jantung hingga stroke.
Para peneliti juga menemukan tak ada kaitan antara perubahan di dalam persentase lemak tubuh atau berat badan dan resiko kematian.
Para partisipan, yang rata- rata berusia 44 tahun, mengambil bagian dalam jangka panjang, dan melakukan aerobik skala besar dalam penelitian longitudinal. mereka menjalani setidaknya dua pengujian medis komprehensif.
Para peneliti menggunakan pengujian treadmill maksimal untuk memperkirakan kebugaran fisik (maksimal MET), dan pengukuran tinggi seta berat badan untuk menghitung BMI.
Mereka mencatat perubahan dalam BMI dan kebugaran fisik selama enam tahun. Setelah lebih dari 11 tahun menggeluti, para peneliti menentukan resiko relatif dari kematian di antara pria yang telah meninggal dunia, yang memelihara atau mengalami peningkatan kebugaran dalam kurun waktu enam tahun.
Penelitian itu telah dipublikasikan dalam sirkulasi Journal of the American Heart Association. (yud)
Editor: Aditia Maruli
Sumber: antaranews.com